Muharram dalam Penantian
tak terasa
waktu begitu cepat
merayap tanpa keringat
melaju tak terkendalikan
detik bergerak
tanpa pemberhentian
menit menyokong dari belakang
jam terus berjalan
hari bersalaman
saling bergantian
jaga tiap saat
kala sang surya surut dalam barat
begitu laju kehidupan
sampai tiupan sangkakala
israfil terdengar
pada akhir zaman
tapi hamba berlimpah dosa
gelimang murka
gemerlap hina
bergumul dalam badan hamba
tiada rasa dan terasa
sang waktu meninggalkan
hamba tanpa tegur sapa
begitu saja menjauhi hamba
penuh pengharapan
dalam bentangan kasih sayang
Sang Penguasa alam
senantiasa melimpahkan
malu hamba berjalan
di bumi Enta
penuh congkah
kesombongan jiwa
malu hamba merangkak
memohon Enta
kerna jiwa
bergelimang nista
akhir tahun ini
hamba tangisi
laku hati penuh syaithoni
laku badani penuh kecamuk iblis
moga Enta
mau menerima hamba
penuh dosa dengan ampunan
ridha Sang Kuasa jagat raya
melangkah ke depan
tunduk tawadu' ketaqwaan
penuhi wajah binaran cahaya
melekat dalam jiwa raga
songsong awal hijrah
laksana anak tiada dosa
berbinar kemilau keimanan
tersenyum tiap orang memandang
Ilahi lastu li al-firdausi ahla
wala aqwa 'ala al-naari al-jahimii
fahablii taubatan waghfir dzunubii
fainnaka ghaafiru dzanbi al-'adhiimi
Ilahi 'abdukal 'aashi ataak,
muqirran bi dzunubi wa qad di'aaka
fain taghfir fa anta lidzaka ahlun,
wain tadrud faman narju siwaaka
addienk, Q_doez, 22 Dzulhijjah 1429 H