Fajar mulai beranjak
Lelap menyelimuti nafas
Itungan jari bergegas
Mencari keindahan nyata

Tak semua kuat menunggunya
Kerna tumpukan lelah
Hiruk pikuk dunia
Gemerlap luarnya

Letih rasa kerna
Jenuh hiasi asa
Angan terbuai keindahan
Tak jelas adanya

Hati lunglai
Tak mampu gemulai
Bangkit dari mati suri
Bergegas mencari keindahan sejati

Keindahan jarang di jumpa
Kala dunia gegap gempita


Addienk ahmad@nganjok 030614

aku munafik
aku musyrik
ironi diri
sakitnya qalbi

tergadai sudah
keteguhan dengan buaian syaithan
keindahan dengan nafsu sesaat
kenikmatan dengan angan

terjual sudah
imanku dengan gemerlap sekejap
ketaatanku dengan imingan laknat
kesabaranku dengan tipu muslihat

hancur sudah
bangunan yang ku susun
tuk dinikmati pada masanya
luluh lantah kerna nista

ya Rabbii
ighfirlii
dzunubii
ighfirlii dzunubii

addienk ahmad@Kudus, 27 Mei 2014 M

apa yang ada di benakku
apa yang ada di hatiku
apa yang ada di tubuhku
apa selalu berbeda?
mungkin sifat munafikku
muncul
timbul
kerna keinginan yang tertinggal
kandas bahkan gagal
kerna rekaku tak seindah nyata

jadi munafik pun aku tak sadar
sebab terbuai angan dan keinginan
terlena bujuk rayu syaithan
menghayal akan masa depan keemasan

aku malu melihat wajahku
yang penuh wajah wajah palsu

addienk ahmad@Kudus, 29 April 2014

kala izrail datang
apa kita mampu mengelak
apa kita mampu menolak
apa kita mampu melawan?

tak ada kemampuan mana pun
yang mampu menghindar
yang mampu mereka-reka
atas ajal manusia

apa yang kita bawa
kelak di sana
bekal yang kurang
atau berkecukupan?

harta benda kita?
tanya
tanya dan
tanya

pada diri kita
pada jasad serta ruh kita
pada hakikat
manusia seutuhnya

kesedihan memuncak
izrail datang tak pernah
ada janji kapanpun
dan dimanapun

siap menjemput
hamba-Nya yang sudah digariskan-Mu
tanpa ampun
tanpa jeda waktu

kullu nafsun dzaaiqatulmaut


addienk ahmad@Kudus, 19 Maret 2014 M

mati jasadku kerna diri-Mu
hidup rasaku kerna diri-Mu
hidup atau mati kan tetap untuk-Mu
wahai penguasa kehidupan kematian

hamba tak kuasa akan kehendak-Mu
hamba tak mampu merekayasa kerna rekaan-Mu
hamba tak berdaya kerna takdir-Mu
hamba tertunduk malu kerna debu dosaku

wahai Penguasa alam semesta
jauhkanlah dari kedengkian
jauhkanlah dari iri
jauhkanlah dari hasut

jauhkanlah hamba
dari sifat-sifat syaithan
yang Engkau laknatkan
yang tak Engkau Ridhakan

addienk ahmad@Nganjuk, 15 Januari 2013 M