pengen ngerti kudus lebih lanjut???  

Posted by ahmed in

Pemkab Susun Buku Sejarah Kudus

KUDUS- Sebagai upaya penginventarisasian peninggalan benda cagar budaya, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, Pemkab Kudus tengah mengupayakan pembuatan buku sejarah yang secara komprehensif memuat data kesejarahan kota Kretek. Proyek tersebut kini dikerjakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, melalui Kasi Sejarah Museum dan Purbakala (Rahmuskala).

Hal tersebut dikemukakan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kudus melalui Kasi Rahmuskala, Pancaka Dwi Supani kepada Suara Merdeka pada Sabtu (18/12) lalu. Dia mengatakan, Pemkab dalam hal ini telah menganggarkan dana sekitar Rp 100 juta untuk proyek tersebut. Namun alokasi dana yang diberikan baru Rp 15 juta.

''Kami masih menunggu sisa dana untuk melanjutkan proyek ini,'' kata Supani.

Adapun proses penginventarisasian tersebut, ungkap dia, dilakukan oleh sebuan tim yang terdiri atas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kudus, Rahmuskala Jateng, Fakultas Sastra Undip Jurusan Sejarah, seksi Sejarah Museum dan Purbakala ( Rahmuskala) Dinas Kebudayaan Kabupaten Kudus serta Balai Pelestarian Peninggalan Kementerian Kebudayaan Jawa Tengah.

Terkait dengan jumlah objek yang akan dikaji, kata Supani, pihaknya mengaku tidak mempunyai jumlah pasti. Artinya, dalam perkembangannya ada kemungkinan objek tambahan yang dikaji akan bertambah seiring dengan temuan di lapangan. Selain itu, pihaknya juga melibatkan tokoh-tokoh masyarakat yang mengetahui sejarah tentang kota kretek. (ton-15s)
diambil dari http://www.suaramerdeka.com

pengen tau sejrah kota kudus???  

Posted by ahmed in


Sejarah tentang hari jadi Kota Kudus di tetapkan pada tanggal 23 September 1549 M dan diatur dalam Peraturan Daerah (PERDA) No. 11 tahun 1990 tentang hari jadi Kudus yang di terbitkan tanggal 6 Juli 1990 yaitu pada era Bupati Kolonel Soedarsono.

Sejarah Kota Kudus tidak terlepas dari Sunan Kudus hal ini di tunjukan oleh Skrip yang terdapat pada Mihrab di Masjid Al-Aqsa Kudus ( Majid Menara), di ketahui bahwa bangunan masjid tersebut didirikan pada tahun 956 H atau 1549 M.

Mengenai asal usul nama Kudus menurut dongeng / legenda yang hidup dikalangan masyarakat setempat ialah, bahwa dahulu Sunan Kudus pernah pergi naik haji sambil menuntut ilmu di Tanah Arab, kemudian beliau pun mengajar pula di sana. Pada suatu masa, di Tanah Arab konon berjangkit suatu wabah penyakit yang membahayakan, penyakit tersebut menjadi reda berkat jasa Sunan Kudus. Olek karena itu, seorang amir di sana berkenan untuk memberikan suatu hadiah kepada beliau, akan tetapi beliau menolak, hanya sebagai kenang-kenangan beliau meminta sebuah batu. Batu tersebut menurut sang amir berasal dari kota Baitul Makdis atau Jeruzalem (Al Quds), maka sebagai peringatan kepada kota dimana Ja’far Sodiq hidup serta bertempal tinggal, kemudian diberikan nama Kudus.

Sejarah Sunan Kudus
Dja’far Sodiq, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kudus, adalah putra dari Raden Usman Haji yang bergelar dengan sebutan Sunan Ngudung di Jipang Panolan. Semasa hidupnya Sunan Kudus mengajarkan agam islam di sekitar daerah Kudus khususnya di Jawa Tengah pesisir utara pada umumnya. Beliau terhitung salah seorang ulama, guru besar agama yang telah mengajar serta menyiarkan agama islam di daerah Kudus dan sekitarnya.

Terkenal dengan keahliannya dalam ilmu agama. Terutama dalam ilmu agama Tauhid, Usul, Hadits, Sastra Mantiq dan lebih-lebih didalam Ilmu Fiqih. Oleh sebab itu, digelari dengan sebutan sebagai Waliyyul ‘Ilmi. Beliau yang termasuk salah seorang pujangga yang berinisiatif mengarang cerita-cerita pendek yang berisi filsafat serta berjiwa agama. Diantara buah ciptaannya yang terkenal, ialah Gending Maskumambang dan Mijil.

Disamping bertindak sebagai guru islam, juga sebagai salah seorang yang kuat syariatnya. Sunan Kudus pun menjadi Senopati dari Kerajaan Islam di Demak. Bekas peninggalan beliau antara lain adalah Masjid Raya di Kudus, yang kemudian dikenal dengan sebutan Masjid Menara Kudus. Oleh Karena di halaman masjid tersebut terdapat sebuah menara kuno yang indah.

Mengenai perjuangan Sunan Kudus dalam menyebarkan agama islam tidak berbeda dengan para wali lainnya, yaitu senantiasa dipakai jaln kebijaksanaan, dengan siasat dan taktik yang demikian itu, rakyat dapat diajak memeluk agama islam.

Sejarah Sunan Muria
Raden Umar Syaid, atau Raden Said dikenal dengan sebutan Sunan Muria, adalah termasuk salah seorang dari kesembilan wali yang terkenal di Jawa. Nama kecilnya ialah Raden Prawoto. Beliau adalah putra dengan Sunan Kalijaga dengan Dewi Soejinah putri Sunan Ngudung. Jadi, kakak dari Sunan Kudus. Sunan Muria memperoleh seorang putra yang diberi nama Pangeran Santri, dan kemudian mendapat julukan Sunan Ngadilungu. Sunan Muria yang terhitung salah seorang penyokong dari Kerajaan Bintoro. Beliau yang ikut mendirikan Masjid Demak. Beliau lebih suka menyendiri dan bertempat tinggal di desa, bergaul serta hidup di tengah-tengah rakyat jelata. Sunan Muria lebih suka mendidik rakyat jelata tentang agama Islam di sepanjang lereng Gunung Muria yang terletak 18 km jauhnya sebelah utara Kota Kudus sekarang. Cara beliau menjalankan dakwah ke-islam-an, adalah dengan jalan mengadakan pelatihan terhadap kaum dagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata. Beliaulah kabarnya yang mempertahankan tetap berlangsungnya gamelan sebagai satu-satunya sebagai seni Jawa yang sangat digemari rakyat serta dipergunakannya untuk memasukkan rasa ke-islaman ke dalam jiwa rakyat untuk mengingat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Disamping itu, beliau adalah pencipta dari gending “Sinom dan Kinanti”. Kini beliau dikenal dengan sebutan Sunan Muria oleh karena beliau di Makamkan di atas Gunung Muria, termasuk dalam wilayah Kudus. :)
diambil dari http://kudus.multiply.com

~| iklane cah Qoedoez |~



Troubleshooting Computer | hardware | software | mobile